Title : See You Later In a Right Time
Cast: TVXQ (U-Know Yunho & Max Changmin)
Fanfic dadakaaaan... terinspirasi gara-gara denger kabar kalo Yunho sama Changmin udah nggak tinggal di dorm bersama-sama lagi sekarang (hiks..). So, gimanakah suasana dorm dimalam terakhir sebelum mereka pindah? Enjoy! And don't forget it's just a fanfiction, beberapa hal emang mungkin nggak sama dengan situasi yang sebenarnya.
“Apa? Pindah??” Seru Yunho dan
Changmin bersamaan sambil menatap sang manager seolah tak percaya dengan apa
yang barusan mereka dengar.
“Ya, Yunho-ah.. Changmin-ah...
Kurasa kalian sudah cukup dewasa untuk tinggal sendiri sekarang, jadi
perusahaan sudah memberi kebebasan bagi kalian memilih untuk tetap tinggal di
dorm atau tinggal di luar...” Jawab sang manager mantap.
Changmin melirik Yunho, Hyung-nya
tersebut cuma mengangguk sekilas lalu mengantarkan sang manager kepintu depan,
lalu mengunci pintu setelah sosok pria paruh baya itu keluar. Dan Changmin
menatap sosok Yunho ragu saat lelaki itu mengambil air didalam kulkas,
menghidupkan televisi dan mulai menggonta-ganti channelnya.
“Ottokhae hyung, menurutmu
bagaimana baiknya? Apa sebaiknya kita pindah??” Tanya Changmin akhirnya setelah
ia menyusul dan duduk di sofa disebelah Yunho yang saat ini sedang
mengotak-atik hapenya. Lama-lama Changmin geram juga, hyung-nya yang satu ini
emang terlalu cool, kelewat tenang, karena menurut Changmin sendiri perkara pindah
dari dorm itu merupakan masalah yang cukup serius secara mereka sudah mendiami
dorm ini hampir sepuluh tahun lamanya.
Yunho menghela napas sejenak
sebelum akhirnya menatap Changmin lekat, “ya sudah pindah saja. Bukankah kau
sendiri juga sudah lama ‘kan ingin kembali tinggal bersama keluargamu dirumah?
Hyung juga bisa dipastikan akan sangat sibuk beberapa waktu kedepan karena
syuting drama akan segera dimulai...”
Changmin terdiam. Yeah, memang
benar sih dia sudah lama berharap bisa segera tinggal bersama keluarganya lagi
dirumah, tapi jujur didalam hatinya juga ada sedikit perasaan tidak rela harus
meninggalkan dorm yang sudah menjadi rumah mereka bertahun-tahun ini. Disini
mereka sudah melewati berbagai hal bersama. Saat-saat senang, saat-saat tersedih,
dan di saat paling lelah pun tempat inilah yang pertama kali mereka pikirkan
bisa memberi kenyamanan. Tapi yeah kalau Yunho saja sudah berkata begitu,
Changmin harus bilang apalagi. Selain keluarganya, Yunho adalah orang yang
paling Changmin hormati didunia. Leader-nya, teman, dan tentu saja sosok kakak
yang selama ini selalu bisa dia andalkan. Well, sebenarnya selain Yunho juga
ada 3 orang lagi sih yang sangat berarti baginya...
“Lalu hyung sendiri akan tinggal
dimana??” Tanya Changmin lagi, soalnya tau sendiri kan seluruh keluarga Yunho
itu menetap di Gwangju.
“Ya, Shim Changmin! Kau tenang
saja, tidak perlu mengkhawatirkanku, hyung-mu ini beda dengan Jung Yunho masa
predebut dulu yang harus tinggal di Sauna ataupun ditaman. Aku sudah mengenal
seluk beluk kota Seoul sekarang, dan kau tau sendiri aku juga sudah banyak
uang!” Seru Yunho diiringi tawa khasnya. Changmin meringis, tentu saja ia
menyadari kalo pertanyaannya tadi terdengar bodoh. Hanya saja memikirkan kalau
Yunho nanti akan mulai hidup seorang diri sedikit membuatnya sedih.
“Gwaenchana... Kau tenang saja,
aku takkan kesepian. Dengan kesibukan kita dan dramaku sekarang bahkan mungkin
bisa dipastikan aku akan lebih sering menghabiskan waktu diluar rumah.” Ujar
Yunho lagi seolah bisa membaca apa yang tengah dipikirkan oleh dongsaengnya.
Changmin mengangguk sambil
tersenyum. Tentu saja ia paling tau dari siapapun juga kalo hyung-nya tersebut
akan baik-baik saja dimanapun dia berada.
“Aigoo, neomu gwiyeowo..!” Seru Yunho lagi
sambil mengacak-acak rambut Changmin yang tengah berusaha menghindar, ia tau
magnae tersebut paling anti dengan hal-hal seperti itu. Hehehe..
***
Malam ini Changmin tidak bisa
tidur, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari dan hari ini bisa
dikatakan adalah hari yang sangat melelahkan. Bagaimana tidak, mereka harus
latihan dipagi hari, pergi ke program musik dari siang sampai sore lalu
dilanjutkan acara fansigning, namun entah mengapa dari tadi perasaannya tidak
tenang. Yeah, malam ini adalah malam terakhir yang harus mereka habiskan di
dorm. Mulai besok dia akan kembali tinggal dirumahnya. Bahkan beberapa
barangnya sudah dibawa pulang oleh sang ayah tadi pagi.
“Aish...aku lelah sekali, tapi
kenapa malah tidak bisa tidur begini?!” Gerutu Changmin sambil membolak-balik
badannya ke kiri dan ke kanan. Sesaat ia sempat berpikir untuk menghubungi sang
sahabat, siapa lagi kalo bukan evil magnae-nya Super Junior, teman senasib
seperjuangan meniti karir sebagai magnae tampan dari SM Entertainment (halah..)
tapi dia tahu pasti kalau Kyuhyun saat ini tengah asik bermesraan dengan laptop
atau PSPnya, dan Kyuhyun yang tengah larut di dalam dunianya tersebut jelas
bukan pilihan terbaik sebagai teman untuk diajak berkeluh kesah. Dasar games
maniak... cibir Changmin.
Changmin kemudian keluar dari
kamar, mungkin segelas susu hangat bisa membantunya untuk bisa segera tertidur,
pikirnya. Dan begitu ia membuka pintu kamar, Changmin melihat Yunho tengah duduk
di sofa ruang tengah mereka, sesaat ia mengira hyung-nya tersebut sedang
menonton tv, tapi kemudian ia menyadari bahwa tv didepan Yunho sama sekali
tidak menyala.
“Hyung, kau sedang apa?” Changmin
tersaruk-saruk menyeret sandalnya menuju pantry.
Ia melirik Yunho sekilas saat melewatinya.
“Ah, kau belum tidur rupanya?”
Jawab Yunho sedikit terkejut, sepertinya sang leader tengah melamun tadi saat
Changmin menghampirinya.
“Aku tidak bisa tidur, Hyung.”
Changmin kemudian bergabung duduk bersama Yunho di sofa, ia mengulurkan segelas
susu yang diterima Yunho sambil tersenyum sekilas.
“Ya, aku juga tidak bisa tidur.”
Yunho menghela napas sejenak, “sepertinya aku sedikit merasa sedih meninggalkan
dorm kita..” ujarnya sambil berusaha tertawa. Lama keduanya kemudian terdiam.
“Tapi setelah kupikir-pikir lagi
mungkin memang sebaiknya kalau kita pindah, “ Ujar Yunho lagi. “Jujur saja aku
merasa dorm ini terasa terlalu besar ditempati oleh hanya kita berdua...”
Changmin memandang ke
sekelilingnya sekilas. Yah, dorm itu terasa sepi, terlihat lengang dan sunyi...
“Dulu setelah mereka bertiga
pergi aku selalu berharap suatu hari aku akan bisa melihat lagi mereka masuk
dari pintu itu..” Yunho menunjuk pintu keluar yang terletak di sudut kiri,
berseberangan dengan tempat duduk mereka sekarang berada, “yah, aku masih
selalu saja berharap mereka akan datang lagi lalu mengatakan bahwa tidak akan
ada yang berubah, dan kita akan kembali lagi bersama-sama... Tapi kenyataannya
tanpa terasa 3 tahun lebih sudah berlalu sekarang, bahkan kitapun akhirnya
harus meninggalkan tempat ini juga...” Yunho tersenyum getir, dan Changmin bisa
melihat matanya mulai berkaca-kaca.
“Hyung...”
“Mianhaeyo, Changmin-ah.. aku tau
walaupun kau tidak pernah mengeluh tapi selama ini kau juga sangat lelah ‘kan?
Maaf sebagai seorang leader dan kakak, aku memiliki banyak kekurangan. Bahkan
kau harus merasakan kehilangan orang-orang yang kau sayang...” Yunho tercekat,
jelas ia tidak mau Changmin melihatnya seperti ini, ia tidak mau memperlihatkan
kelemahannya, bukankah ia sejak dulu bertekad akan menjadi seorang leader yang
kuat?
“hyung, kemanhae... jangan bicara
seperti itu, bukankah kita sudah sepakat kalau dalam hal ini tidak ada yang
salah?” Ucap Changmin sambil berusaha mengabaikan matanya yang mulai terasa
panas...
Lagi-lagi Yunho tersenyum pahit.
“Mianhae, seharusnya aku bisa melindungimu, melindungi kita semua..”
“Hyung...” Changmin mulai
terisak.
Yunho menoleh, ia menepuk-nepuk
pundak Changmin dengan penuh kasih sayang. Apa Changmin tau bahwa diapun begitu
berterima kasih karena Changmin sampai saat ini tetap tinggal disisinya?
“Gumawoyo, Changmin-ah. Terima
kasih karena kau selalu percaya dan mengikutiku... Gwaenchanayo, jalan kita
masih panjang. Sejauh ini kita sudah melakukan semua dengan baik ‘kan?”
Changmin menatap Yunho ragu-ragu,
“hyung... apa kita benar-benar tidak bisa kembali lagi seperti dulu?
Maksudku..apa kita benar-benar tidak bisa kembali bersama dengan mereka?”
Yunho tersenyum, “Aku tidak bisa
mengatakan apa-apa, apalagi menjanjikan apa-apa padamu sekarang, hanya saja aku
percaya selama di hati kita ada keinginan untuk kembali bersama, pasti jalan
untuk menuju hari itu nanti akan datang dengan sendirinya. Dan aku juga percaya
bahwa mereka juga merasakan serta menunggu hal yang sama..”
Changmin balas tersenyum, “Iya hyung,
aku juga percaya!”
***
Keesokan harinya...
“Hyung, sering-seringlah datang
berkunjung kerumah. Kalau kau tak sering datang eomma akan membunuhku, ia akan
berpikir aku lupa mengundangmu dan bisa-bisa jatah makanku dikurangi nanti,
aish...” seru Changmin sambil menarik kopernya.
“Ne, arasseo. Hyung pasti akan
datang nanti!” Jawab Yunho sambil tertawa. “Nah, kau berangkatlah duluan..” ia
lalu membantu Changmin untuk menaikkan koper tadi ke mobilnya.
“Annyeong hyung, sampai jumpa
nanti sore ditempat latihan!” Changmin sudah akan menekan pedal gas ketika tiba-tiba
ia sekali lagi menoleh kearah Yunho, “hyung, biarpun sekarang kau tinggal
sendirian di apartemen baru itu bukan berarti kau bisa mengajak teman perempuan
seenaknya ya!” serunya cengengesan sambil melambaikan tangannya dari balik
setir dan tak lama kemudian ia melajukan mobilnya meninggalkan Yunho yang cuma
geleng-geleng kepala mendengar ucapan dongsaengnya.
Yunho sejenak terdiam, menoleh
sekali lagi kearah dorm mereka untuk terakhir kalinya, “terima kasih...”
lirihnya, “terima kasih telah menjadi tempat paling nyaman didunia bagi kami
selama ini. Aku akan merindukanmu, aku akan merindukan semua kenangan yang
pernah kami lewati disini. Tolong simpan semua saat-saat berharga tadi, jagalah mereka sampai tiba saatnya kami
berlima bisa menciptakan kenangan baru lagi bersama-sama. Sampai jumpa....”
Yunho kemudian menarik kopernya,
mengangkat benda tadi, lalu melajukan mobilnya.
"Even though we’re so far apart, I believe in us, and our heart beats at the same speed .."
( TVXQ - Here I Stand )
I keep praying
Don't forget it
Baby, we keep the faith eternally
( TVXQ - Break Out )